Keseharian kita menjalani aktivitas yang begitu padat serasa waktu selalu berjalan tanpa henti, bahkan kadang waktu dalam sehari itu terasa cepat, ataukah kurang bagi kita sebagai anak yang masih mengenyam pendidikan di bangku kuliah alias mahasiswa, dengan padatnya tugas-tugas diberikan oleh dosen kepada kita yang selalu membuat hati ini runyam memikirkannya, ataukah sebagai orang yang bekerja di perkantoran yang harus rela mengorbankan waktu istirahat untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan dari pimpinan jikalau kita berlaku sebagai bawahan atau sebaliknya ketika kita menjadi seorang pimpinan yang harus mengatur dan mengontrol kinerja para pegawainya setiap saat untuk menelaah kegiatan kerja yang telah diprogramkan sebelumnya. Itulah intermezzo sejenak tentang waktu.
Ketika melihat jam dinding kita yang tak pernah bergerak mundur mempunyai penjelasan penting yang tersembunyi dibalik jam dinding itu. Dibalik semua itu tatkala kita menghayati jam sebagai penunjuk waktu, ternyata ada makna yang tersembunyi dibalik mesin yang didesign secara mekanisme jitu dengan sumber kekuatannya berasal dari baterai, bahkan sampai rumit untuk memikirkan proses mesin jam tersebut diproduksi. Dalam jam dinding yang sering anda lihat, ada 3 jarum jam yang mempunyai ukuran, kecepatan, dan fungsi yang berbeda-beda. Berdasarkan hal ini, kita dapat mencoba memecahkan makna dari mesin jam itu dengan mengajukan beberapa pertanyaan, apa makna jam dinding itu dengan organisasi?, dan apa manfaat jam dalam kehidupan secara khusus?, cukup dua pertanyaan ini mudah-mudahan rasa penasaran kita bergejolak hingga otak anda sebagai pembaca akan berpikir dan bertanya-tanya dalam hati, emang betul jam berhubungan dengan karakteristik organisasi?, kemudian maksud dari pertanyaan tentang manfaat jam secara khusus itu apa?, eits jangan dulu mengkritik simak dulu yah baru kritik.
Ini maksud pertanyaan saya, Ayo simak yah!
Dalam sebuah organisasi, tiga jarum jam dinding anda itu akan memberikan makna tersendiri bagaimana interaksi produktif antara pimpinan, manejer, dan pelaksana. Seperti tiga jarum jam, masing-masing mempunyai level dan intensitas gerakan yang berbeda, karena bobot dan pengaruh gerakannya memang berbeda.
Dalam setiap level mempunyai gerakan yang sangat harmonis, setiap jarum mempunyai tugas masing-masing dalam bekerja untuk menunjukkan waktu yang detail. Sistem mesin yang kompleks dalam menggerakkan tiap-tiap jarum tersebut dengan design yang runyam dan hitungan yang matang. berupa teknologi canggih sehingga menghasilkan mesin penunjuk waktu yang baik. Ketika kita sebagai pelaku organisasi kita sendiri tentu akan bergerak dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan secara sistemik untuk menuju visi dan misi organisasi tersebut, maka sebagai pimpinan, manajer, dan pelaksana akan bergerak seirama, saling bekerja sama, dan berkontribusi dengan mekanisme peraturan yang telah disepakati dan dibuat bersama layaknya mesin jam dinding kita dirumah.
Nah, mungkin ini yang bisa saya ungkap walaupun berbeda dengan pembahasan organisasi diatas, tapi secara pribadi tentang makna jam yang tersirat secara khusus seperti pertanyaan diatas tadi, maka sebagai umat Islam ada beberapa pertanyaan sederhana sebagai pendahuluan yaitu, pernahkah anda melihat jam itu berjalan mundur?, pernahkah anda melihat jam itu berhenti? Ya, jikalau baterainya habis automatis jamnya ikut berhenti bergerak atau parahnya lagi jamnya rusak. Berkaitan dengan kehidupan ini tidak jarang kita senang menunda-nunda waktu untuk bertobat, beribadah, beramal, bahkan bekerja, namun tanpa disadari kita telah menghabiskan banyak waktu untuk kegiatan yang tidak berguna alias kesenangan semata padahal waktu terus berjalan, misalnya; kumandang adzan terdengar kencang di telinga kita , namun dalam hati kecil ini masih bertanya-tanya untuk lekas bergerak mengambil wudhu dan segera melaksanakan shalat. Janganlah selalu banyak berpikir daripada melakukan action, kita yang menunda-nunda waktu shalat karena mempunyai pekerjaan menumpuk dan dituntut untuk segera diselesaikan yang identik dengan kegiatan duniawi semata atau lebih parah lagi kita yang lagi berbuat maksiat selama adzan terbesik di telinga kiri dan kanan kita. Khususnya pemuda nih. hobby sekali mencari alasan untuk mementingkan duniawinya dibandingkan akhiratnya, yah kenapa bisa? soalnya kita selalu berpikir hidup ini masih lama jadi beranggapan bahwa masih banyak waktu untuk shalat, bagaimana seandainya tiba-tiba saja nyawa kita dicabut kan jadi susah juga, belum sempat nikah apalagi bertaubat. Betullah, perkataan Umar Bin Khatab bahwa waktu bagaikan sebuah pedang, ketika kita mencampakkan waktu tersebut dia akan membenamkan kita secara perlahan-lahan. Coba renungkan! tadi anda menunda waktu shalat tanpa disadari waktu shalat telah lama usai karena anda lagi menikmati untuk mengerjakan tugas kuliah alias anda telah kehilangan momentum indahnya shalat tepat waktu.
Maaf bukan berpikiran negatif ya, ini cuma fakta dilapangan berdasarkan hasil pengamatan saya ketika berjalan-jalan di pantai, ada segelintir pemuda yang gemar melaksanakan kemaksiatan, seperti berdua-duan alias berpacaran di sebuah taman yang indah dengan panorama pantai untuk melihat sunset di selang pergantian sore dan malam untuk menunjukkan keromantisan dalam jalinan cinta, stop dulu untuk romantis kalau sudah nikah boleh-boleh saja tapi kalo belum, dilarang oleh agama Islam sebab berdua-duaan yang bukan muhrim orang ketiga adalah syaitan, lanjut cerita selama berpacaran itu adzan pun lagi ramainya di kumandangkan oleh para muadzin mesjid, namun kekecewaan menumpuk dengan kironisan yang terjadi dan sangat kebangetan istilah gaulnya, tidak ada satupun pemuda yang hendak menegakkan shalat untuk meraih kemenangan Islam.
Dari peristiwa tersebut ternyata tanpa disadari kita telah melalaikan waktu shalat hanya karena sebuah orientasi dunia semata.
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,” (AL-MAA’UUN: 4-5)
Dalam ayat tersebut menjelaskan kepada kita bahwa celakalah bagi orang-orang yang melalaikan shalat, mungkin kita berpikir shalat setelah menyelesaikan pekerjaan kita, maka pahalanya akan tetap sama betulkah seperti ini? Belum tentukan, karena hanya Allah Swt yang mengetahuinya, namun dari penjelasan ayat diatas betapa teguran yang sangat keras bagi orang-orang yang suka melalaikan shalatnya, Maka dari itu para sobatku pemuda Islam, lihatlah jam dinding anda yang tak pernah berhenti untuk menunjukkan waktu. Ketiga jarum jam dinding kita selalu bergerak seirama dengan detakan jantung kita, kapankah jantung kita berhenti seperti jam itu berhenti bergerak?, camkanlah saat jam berhenti hanya karena kehabisan baterai kita masih bisa membeli baterai tersebut untuk menjalankan jam tadi agar bergerak normal kembali, namun hidup kita cuma satu kali, bayangkan di kemudian hari saat kita menanti akhir hidup kita, ketika bekal yang kita pegang hanyalah limpahan dosa yang melumuri sendi-sendi dalam tubuh ini, sedangkan amal baik kita bagaikan busa di lautan samudera. Akankah kita percaya diri menghadapkan ruh ini kelak masa hisab di akhirat nanti? Hai para sobat secara pribadi saya bukanlah seorang ulama, kyai, atau ustadz, atau ulama. Saya hanyalah seorang pemuda muslim yang masih memerlukan bimbingan Islam yang sangat mulia dan penuh anugerah, secara pribadi saya pun perlu memperbaiki diri ini.
Sehingga saya ingin mengajak untuk bersama-sama melihat secara mendalam menggunakan mata hati kita untuk melihat problematika umat muslim yang tidak pernah mau sujud, bertawakal, dan bersyukur kepada Allah Swt, Maha segala-galanya. Namun dibalik semua itu ada para kaum muslimin yang hanya dengan kemampuan terbatas mereka mampu mengikhlaskan dirinya secara individu untuk menghadapkan dirinya dengan sujud yang khusyuk dan ikhlas dalam menunaikan shalat, bertawakal, sabar, dan selalu bersyukur semata-mata untuk mendapatkan rahmat Allah Swt.
Penulis: ld syr
0 Komentar