Pamong Motivation Part 2




“PENGALAMAN ADALAH PELAJARAN TERBESAR DALAM HIDUP”

Kali ini kita akan membahas dengan arti pengalaman versi saya sobat, setuju atau tidak setuju tergantung para sobat yang membaca artikel saya ini.  Pengalaman adalah sesuatu perjalanan atau kegiatan yang pernah terjadi dalam hidup yang meninggalkan jejak dalam memori ingatan kita. Terkadang kita hilang kesadaran loh sobat, bukan maksdu saya berarti orang gila tetapi kita terkadang kurang belajar dari ingatan kita yang lalu yaitu pengalaman. Betapa banyak orang yang masih melakukan kesalahan yang sama padahal itu pernah terjadi berulang-ulang kali dalam hidup kita. Nah, ini problem kita sobat !!!.

Saya sengaja mengangkat tema tentang arti penting pengalaman. Bercerita tentang pengalaman pasti para sobat sudah mempunyai pengalaman menyenangkan dan menyesakkan hati kalo di ingat kembali. Coba bayangkan ketika anda tidak mempunyai pengalaman sedikitpun dalam hidup anda yang tidak bisa anda ingat, dunia ini pasti terasa hampa sobat. Saat anda mempunyai pengalaman itu adalah anugerah dan ilmu yang takkan pernah di dapat di Sekolah. Sadarilah kita semua pernah melakukan hal bodoh, sekarang kita mencoba berkaca di luar sejenak sebagai contoh Ustadz kondang Jeffry Al Buchori atau biasa di sapa Uje  yang berhasil melewati masa kelamnya dengan narkoba, Chairul Tanjung yang berhasil melewati masa keterpurukan ekonomi dalam keluarganya, Presiden RI Ir. Soekarno seorang pionir bangsa ini yang mampu membuat perubahan besar untuk Negara Indonesia dan siapa yang tak tahu Baginda Rasulullah Nabi Muhammad Saw seorang pemuda pilihan Allah Swt yang mampu membuat perubahan besar dari keterpurukan umat di alam semesta ini yang sampai saat ini kita masih rasakan kenikmatan Islam yang luar biasa.

Mereka semua mempunyai pengalaman yang membawa makna bahkan menghasilkan sebuah sejarah yang dijadikan konsumsi publik bahkan dunia, betapa hebatnya mereka. Para sobat akan bertanya apa hikmah yang bisa kita ambil dari mereka, tentu ada sobat yaitu kisah mereka untuk tolak ukur hidup kita dan pelajaran buat kita. Semua manusia mempunyai pengalaman yang berbeda-beda. Tidak perlu jauh-jauh untuk berpikir, sebagai contoh kecil kita melakukan kebodohan di kampus, dimana kita selalu mendapatkan nilai rendah dan kita terkadang menyalahkan dosen dengan alasan klasik dosennya “kurang baik dalam menilai”, ya walau memang kadang ada juga dosen yang menilai kurang baik tapi tidak banyak juga. Sobat saya pun juga terkadang melakukan kesalahan yang sama, tapi tidak salah kalau dengan tulisan saya ini bisa saling mengingatkan dan melakukan perubahan bersama-sama. Ternyata, disitu kita lah yang melakukan kesalahan, karena tidak pernah meneliti apa yang salah dalam cara belajar kita. Kita terlalu banyak menghabiskan waktu sampai lupa mempelajari kesalahan-kesalahan kita. Kembali ke kisah nilai rendah, seandainya kita banyak belajar dan menguasai materi dosen kira-kira kita masih mendapatkan nilai rendah JUGA tidak? Saya langsung menjawab saja tentu TIDAK. Ialah seandainya ujian kalo materinya sudah dikuasai tidak mungkin lagi untuk tidak mengetahui jawaban soal-soal ujiannya, sebab jawabannya telah tersave di memori otak kita. Itu masalah di kampus, teringat sejenak dengan pepatah sering-seringlah “melihat ke bawah dan keatas”, pasti para sobat bertanya maksudnya apa?. Maksud saya sering-seringlah melihat ke bawah bukan untuk tunduk sobat, melainkan mencoba merasakan kesulitan orang lain . Hal ini akan mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah Swt kepada kita, dan mengapa perlu menghadap ke atas artinya bahwa kita perlu banyak belajar lagi karena akan kekurangan kita. Mungkin tulisan saya ini agak rancu tapi memang itu maksudnya yang penting pesannya masuk dihati para pembaca artikel saya ini.


      Para sobat saya pernah praktek lapangan di sebuah desa yaitu Desa Sedadi Kec. Panawangan Kabupatan Grobogan Jawa Tengah. Dalam pengalaman saya kali ini saya banyak mendapat pengalaman baru yang dapat di bagi dalam berbagai bidang, Pertama Bidang Pemerintahan cieh maklum anak IPDN jadi harus ada pemerintahan sedikit, saya melihat SDM aparaturnya yang rendah menimbulkan sulilnya untuk menjalankan pemerintahan di Desa padahal menurut analisa dan pengalaman saya di desa ternyata desa adalah sebuah wilayah kecil yang jika dibangkitkan potensinya akan membawa kemajuan yang baik untuk negeri ini. Kedua, Bidang Pembangunan nah, ini masih terkait dengan dana kami yang kecil jadi berfokus pada pembangunan non fisik saja. Ketiga, Bidang Kemasyarakatan ini yang paling mengasyikkan di praktek lapangan yaitu bertamu di rumah-rumah tokoh masyarakat selain mendapat sambutan yang hangat juga mendapat makanan dan minuman yang hangat lumayan bisa buat kenyang. saya mencoba membuat kesimpulan dengan merangkaikannya dalam sebuah kalimat saya buat yaitu “Kita dapat berarti setelah kita mampu memberikan pertolongan sekecil apapun kepada orang lain” dan ini menjadi kesimpulan selama kegiatan praktek lapangan saya di Desa Sedadi Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan.

Mengulang sedikit catatan saya pada praktek lapangan saat itu. Ada sebuah peristiwa yang memberikan saya pelajaran yang baik. Sejenak saya bepergian ke sebuah persawahan dekat Desa tempat praktek lapangan saya, kebetulan hari itu sedang dalam musim panen. Ada sekelompok buruh tani yang menggarap hasil panennya, namun ternyata itu bukan hasil panen mereka  melainkan buat pemilik sawah atau tanah tersebut. Mereka dibayar dengan upah rata-rata hariannya mendapatkan 30 ribu rupiah untuk membabat dan mengumpulkan hasil panen yang akan diolah lagi oleh mesin penggiling padi sehingga menjadi beras. Bayangkan pekerjaan tersebut dimulai dari pagi hari hingga sore hari, bagi saya hal ini sangat berat dibandingkan kerja keras mereka dalam menggarap sawah orang lain dengan umur yang seharusnya menikmati masa tua dengan indah, tangan yang mulai keriput dan fisik yang melemah membuat saya kagum atas semangat mereka. Saya mencoba merasakan dengan mengangkat sebagian hasil panen mereka yang membuat teman-teman saya pun ikut membantu saat itu. Ternyata, lumayan berat bagi kami apalagi untuk seumur Bapak dan Ibu tua tersebut. Hal itu membuat hati ini berbisik betapa banyaknya nikmat yang telah diberikan kepada saya, namun saya banyak melupakan siapa yang memberikan nikmat yang sangat luar biasa itu yaitu Allah Swt Maha Pemberi Rezeki dan Nikmat.  

       Jadi, para sobat marilah kita banyak belajar dari pengalaman hidup dan sekitar kita, semua mempunyai cerita hidup masing-masing dan itu akan menjadi ilmu yang terbesar dalam perjalanan hidup kita. Ayo gali lagi pengalaman-pengalaman yang bisa menciptakan motivasi buat kita !!!.

By : Laode Syarif

Posting Komentar

0 Komentar