“PENGALAMAN
ADALAH PELAJARAN TERBESAR DALAM HIDUP”
Kali
ini kita akan membahas dengan arti pengalaman versi saya sobat, setuju atau
tidak setuju tergantung para sobat yang membaca artikel saya ini. Pengalaman adalah sesuatu perjalanan atau
kegiatan yang pernah terjadi dalam hidup yang meninggalkan jejak dalam memori
ingatan kita. Terkadang kita hilang kesadaran loh sobat, bukan maksdu saya
berarti orang gila tetapi kita terkadang kurang belajar dari ingatan kita yang
lalu yaitu pengalaman. Betapa banyak orang yang masih melakukan kesalahan yang
sama padahal itu pernah terjadi berulang-ulang kali dalam hidup kita. Nah, ini
problem kita sobat !!!.
Saya
sengaja mengangkat tema tentang arti penting pengalaman. Bercerita tentang pengalaman pasti para sobat sudah
mempunyai pengalaman menyenangkan dan menyesakkan hati kalo di ingat kembali.
Coba bayangkan ketika anda tidak mempunyai pengalaman sedikitpun dalam hidup
anda yang tidak bisa anda ingat, dunia ini pasti terasa hampa sobat. Saat anda
mempunyai pengalaman itu adalah anugerah dan ilmu yang takkan pernah di dapat
di Sekolah. Sadarilah kita semua pernah melakukan hal bodoh, sekarang kita
mencoba berkaca di luar sejenak sebagai contoh Ustadz kondang Jeffry Al Buchori
atau biasa di sapa Uje yang berhasil
melewati masa kelamnya dengan narkoba, Chairul Tanjung yang berhasil melewati
masa keterpurukan ekonomi dalam keluarganya, Presiden RI Ir. Soekarno seorang
pionir bangsa ini yang mampu membuat perubahan besar untuk Negara Indonesia dan
siapa yang tak tahu Baginda Rasulullah Nabi Muhammad Saw seorang pemuda pilihan
Allah Swt yang mampu membuat perubahan besar dari keterpurukan umat di alam
semesta ini yang sampai saat ini kita masih rasakan kenikmatan Islam yang luar
biasa.
Mereka
semua mempunyai pengalaman yang membawa makna bahkan menghasilkan sebuah
sejarah yang dijadikan konsumsi publik bahkan dunia, betapa hebatnya mereka.
Para sobat akan bertanya apa hikmah yang bisa kita ambil dari mereka, tentu ada
sobat yaitu kisah mereka untuk tolak ukur hidup kita dan pelajaran buat kita.
Semua manusia mempunyai pengalaman yang berbeda-beda. Tidak perlu jauh-jauh untuk
berpikir, sebagai contoh kecil kita melakukan kebodohan di kampus, dimana kita
selalu mendapatkan nilai rendah dan kita terkadang menyalahkan dosen dengan alasan
klasik dosennya “kurang baik dalam menilai”, ya walau memang kadang ada juga dosen
yang menilai kurang baik tapi tidak banyak juga. Sobat saya pun juga terkadang
melakukan kesalahan yang sama, tapi tidak salah kalau dengan tulisan saya ini
bisa saling mengingatkan dan melakukan perubahan bersama-sama. Ternyata, disitu
kita lah yang melakukan kesalahan, karena tidak pernah meneliti apa yang salah
dalam cara belajar kita. Kita terlalu banyak menghabiskan waktu sampai lupa
mempelajari kesalahan-kesalahan kita. Kembali ke kisah nilai rendah, seandainya
kita banyak belajar dan menguasai materi dosen kira-kira kita masih mendapatkan
nilai rendah JUGA tidak? Saya langsung menjawab saja tentu TIDAK. Ialah
seandainya ujian kalo materinya sudah dikuasai tidak mungkin lagi untuk tidak mengetahui
jawaban soal-soal ujiannya, sebab jawabannya telah tersave di memori otak kita.
Itu masalah di kampus, teringat sejenak dengan pepatah sering-seringlah “melihat
ke bawah dan keatas”, pasti para sobat bertanya maksudnya apa?. Maksud saya
sering-seringlah melihat ke bawah bukan untuk tunduk sobat, melainkan mencoba
merasakan kesulitan orang lain . Hal ini akan mengajarkan kita untuk selalu bersyukur
atas nikmat yang diberikan Allah Swt kepada kita, dan mengapa perlu menghadap
ke atas artinya bahwa kita perlu banyak belajar lagi karena akan kekurangan
kita. Mungkin tulisan saya ini agak rancu tapi memang itu maksudnya yang
penting pesannya masuk dihati para pembaca artikel saya ini.
Para sobat saya pernah praktek lapangan di sebuah desa yaitu Desa Sedadi Kec. Panawangan Kabupatan Grobogan Jawa Tengah. Dalam pengalaman saya kali ini saya banyak mendapat pengalaman baru yang dapat di bagi dalam berbagai bidang, Pertama Bidang Pemerintahan cieh maklum anak IPDN jadi harus ada pemerintahan sedikit, saya melihat SDM aparaturnya yang rendah menimbulkan sulilnya untuk menjalankan pemerintahan di Desa padahal menurut analisa dan pengalaman saya di desa ternyata desa adalah sebuah wilayah kecil yang jika dibangkitkan potensinya akan membawa kemajuan yang baik untuk negeri ini. Kedua, Bidang Pembangunan nah, ini masih terkait dengan dana kami yang kecil jadi berfokus pada pembangunan non fisik saja. Ketiga, Bidang Kemasyarakatan ini yang paling mengasyikkan di praktek lapangan yaitu bertamu di rumah-rumah tokoh masyarakat selain mendapat sambutan yang hangat juga mendapat makanan dan minuman yang hangat lumayan bisa buat kenyang. saya mencoba membuat kesimpulan dengan merangkaikannya dalam sebuah kalimat saya buat yaitu “Kita dapat berarti setelah kita mampu memberikan pertolongan sekecil apapun kepada orang lain” dan ini menjadi kesimpulan selama kegiatan praktek lapangan saya di Desa Sedadi Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan.
Mengulang
sedikit catatan saya pada praktek lapangan saat itu. Ada sebuah peristiwa yang
memberikan saya pelajaran yang baik. Sejenak saya bepergian ke sebuah
persawahan dekat Desa tempat praktek lapangan saya, kebetulan hari itu sedang
dalam musim panen. Ada sekelompok buruh tani yang menggarap hasil panennya,
namun ternyata itu bukan hasil panen mereka melainkan buat pemilik sawah atau tanah
tersebut. Mereka dibayar dengan upah rata-rata hariannya mendapatkan 30 ribu
rupiah untuk membabat dan mengumpulkan hasil panen yang akan diolah lagi oleh
mesin penggiling padi sehingga menjadi beras. Bayangkan pekerjaan tersebut
dimulai dari pagi hari hingga sore hari, bagi saya hal ini sangat berat
dibandingkan kerja keras mereka dalam menggarap sawah orang lain dengan umur
yang seharusnya menikmati masa tua dengan indah, tangan yang mulai keriput dan
fisik yang melemah membuat saya kagum atas semangat mereka. Saya mencoba merasakan
dengan mengangkat sebagian hasil panen mereka yang membuat teman-teman saya pun
ikut membantu saat itu. Ternyata, lumayan berat bagi kami apalagi untuk seumur
Bapak dan Ibu tua tersebut. Hal itu membuat hati ini berbisik betapa banyaknya
nikmat yang telah diberikan kepada saya, namun saya banyak melupakan siapa yang
memberikan nikmat yang sangat luar biasa itu yaitu Allah Swt Maha Pemberi
Rezeki dan Nikmat.
Jadi, para sobat marilah
kita banyak belajar dari pengalaman hidup dan sekitar kita, semua mempunyai
cerita hidup masing-masing dan itu akan menjadi ilmu yang terbesar dalam
perjalanan hidup kita. Ayo gali lagi pengalaman-pengalaman yang bisa
menciptakan motivasi buat kita !!!.
By : Laode Syarif
0 Komentar