Perlunya Konsep Kepemimpinan Transformasional dalam Pemerintahan di Indonesia


Apakah Konsep yang ditawarkan dalam Kepemimpinan Transformasional?

Indonesia saat ini di semarakkan dengan popularitas seorang pemimpin yang fenomenal layaknya Jokowi Widodo. Gubernur DKI Jakarta yang baru terpilih pada pemilukada di tahun 2012 kemarin, inilah yang membuka paradigma berpikir terhadap fungsi pemimpin dalam pemerintahan menjadi pelayan masyarakat (public service). Di hadapkan dengan permasalahan Jakarta saat ini dengan permasalahan fasilitas public tentunya memerlukan suatu perencanaan yang matang untuk mencari solusi dalam penyelesaian masalah tersebut.
Dengan gaya blusukan sang Jokowi membuat hati masyarakat seraya terobati secara langsung, sehingga membawa manfaat bahwa setiap kebijakan yang dibuat oleh Jokowi merupakan kebijakan yang solutif. Mungkin tidak semua pemimpin daerah kita menggunakan gaya Jokowi tersebut, namun seandainya dipikirkan kembali inilah karakter pemimpin untuk Indonesia yang mengedepankan pendekatan moral dan komunikasi dengan masyarakat, bukan hanya duduk di kursi jabatan sambil melihat kondisi masyarakat yang memburuk. Menilai  Jokowi tersebut kita membayangkan sebuah konsep kepemimpinan baru yang seandainya di pegang teguh oleh para pemimpin daerah ini akan bisa membawa perubahan yaitu mengubah konsep kepemimpinan kita menjadi konsep kepemimpinan yang transformasional.
Berdasarkan pemikiran Ohman (1997:16-57), menjelaskan secara singkat, bahwa perkembangan teori kepemimpinan dari waktu ke waktu, dimana pada umumnya, para pakar kepemimpinan mengklasifikasi definisi kepemimpinan dari berbagai macam sudut pandang yaitu sebagai personality dan pengaruhnya, sebagai The Art of Inducing Complience, sebagai praktek mempengaruhi, sebagai suatu seni atau perilaku, sebagai bentuk persuasion, sebagai suatu power relation, sebagai suatu instrument untuk pencapaian tujuan, sebagai suatu pengaruh interaksi, sebagai suatu Differential Role, dan sebagai suatu the intiation structure. Dan dikenal ada beberapa pendekatan dalam mengklasifikasikan teori-teori kepemimpinan yaitu: Great-Man Theory, Trait Theory, Charismatic Theory, Situsional Theory, Contingency Theory, Path-Goal Theory, dan Transformational Leadership theory.[1] Kita sering mendengar gaya Soekarno dalam berpidato yang mampu membuat terkesima inilah salah satu bentuk gaya kepemimpinan karismatik, kemudian Soeharto yang dikenal dengan gaya otoriternya ini merupakan rangkaian gaya kepemimpinan yang tergabung dalam seni kepemimpinannya masing-masing. Namun dalam tulisan saya kali ini lebih memaparkan Apakah kepemimpinan transformasional itu?.



Berdasarkan Koehler dan Pankowski (1997:79), bahwa seorang pemimpin tranformasional perlu memiliki enam kategori keahlian dasar (basic skill), yaitu keahlian konseptual (conception skiil), keahlian teknikal (technical skill), keahlian komunikasi (communication skill), keahlian menulis (writing skill), keahlian mengajar (teaching skill) dan keahlian dalam memberikan latihan (coaching skill). Melihat apa yang dijelaskan Koehler dan Pankowski kita dapat menyimpulkan bahwa ada tiga keahlian pokok yaitu keahlian komunikasi (communication skill), keahlian teknikal (technical skill), dan keahlian konseptual (conception skiil).
Melalui keahlian komunikasi (communication skill), seorang pemimpin akan mudah membentuk kerja sama tim (team work), kekompakan dalam sebuah pancapaian tujuan organisasi, dapat diterima oleh berbagai pihak, membangun motivasi kerja bawahan, mengarahkan bawahan dan membangun gagasan atau idea sehingga menciptakan sebuah relasi (relationship) yang dapat difungsikan untuk kegiatan musyawarah atau rapat dalam membentuk opini dan pengambilan keputusan sehingga akan mudah berjalan dengan baik. Bukan hanya komunikasi internal saja yang perlu dibentuk seorang pemimpin, perlunya juga sebuah komunikasi terhadap pihak eksternal khususnya masyarakat sehingga dalam pelaksanaan kebijakan yang kita buat akan mengalami jalan mudah, karena telah mendapatkan kesepakatan bersama dari berbagai pihak, inilah yang menciptakan sebuah relasi sosial (social relationship). Seorang pemimpin yang baik bukan hanya pandai dalam berkomunikasi, diperlukan pula keahlian teknikal (technical skill), dan keahlian konseptual (conception skiil) untuk menunjang seorang pemimpin dalam pencapaian tujuan yang diinginkannya. Dengan kedua keahlian tersebut maka penyusunan perencanaan yang strategis dan tepat sasaran dapat dibentuk secara efektif dan efisien melalui hal-hal yang di prioritaskan sesuai sumber masalahnya.
Konsep kepemimpinan transformasional merupakan seni yang harus di amalkan oleh seluruh pemimpin Indonesia, sebab seorang pemimpin tranformasional akan mengedepankan komunikasi dalam berinteraksi dengan seluruh elemen yang dipimpinnya. Untuk menjadi pemimpin seperti diperlukan karakter yang mampu mempengaruhi orang lain secara individu. Pemimpin transformasional tidak pernah lahir namun dibangun oleh individu tersebut melalui kepekaan terhadap lingkungan, inilah yang akan membangkitkan seorang pemimpin yang tranformasional dengan lebih mengedepankan keahlian komunikasi, keahlian teknikal, keahlian konseptual, moralitas, dan kepercayaan diri. Semua itu dapat dibangun dengan kepekaan kita terhadap lingkungan (Emotional Question) dan wawasan keilmuan baik agama (Spritual Question) maupun pengetahuan lain (Intelectual Question) yang harus dibangun secara dini untuk menuju era perubahan.


By: Ld SYR


[1] Buku : Kepemimpinan Transformasional dalam Birokrasi Pemerintahan: Dr. Ir. Eko Maulana Ali, SAP, M. Si, M. Sc. Hal. 59


Posting Komentar

0 Komentar