Para sobat
ku yang mulia, mungkin sejenak kita berpikir arti sebuah pertemanan. Pada kenyataannya definisi pertemanan ini sangatlah banyak, bahkan ketika kita
bertanya pada seseorang, ada yang membedakan antara sahabat dan teman. Contoh
opininya, sahabat adalah seseorang yang mendampingi kita ketika dalam keadaan
duka atau senang, dia juga selalu membantu kita dalam memecahkan sebuah
permasalahan, sedangkan teman merupakan seseorang yang dikenal dengan beberapa
kali tatap muka. Silahkan para sobat mengartikan lain pula, namun pada
prinsipnya kita sebagai manusia dituntut untuk berteman dengan orang baik agar
kita juga dapat menikmat kebaikan tersebut.
Berhati-hatilah
dalam berteman bukan berarti kita dilarang untuk mencari teman, karena itu juga
berkaitan dengan hubungan antar sesama manusia (hablumminannas), tetapi kita juga dituntut untuk berusaha mencari
kebaikan dan salah satunya itu melalui seorang teman yang baik. Karena ketika
kita berteman dengan kebaikan atau kejahatan yang ada pada diri teman kita,
secara tidak langsung pembiasan sifat kebaikan dan kejahatan itu dapat kita
nikmati. Teman yang baik biasanya mereka selalu mengajak pada kebaikan, contoh
dia selalu berkata, “yuk shalat berjamaah di masjid”, “jangan lakukan tersebut
itu nggak baik”, “ayo bangkit dari keterpurukanmu masa jadi mental tempe
seperti ini” dsb, hal ini tentu berbanding terbalik dengan teman jahat, mereka
akan selalu bilang, “ayo ke diskotik aja kita kan masih muda jadi harus
menikmatinya”, “ikut genk motor donk biar gaul gitu”, “jalan-jalan yuk, biasa
cuci mata dulu ama cewe-cewe untuk hilangin stres”dsb. Terkadang tanpa sengaja
kita akan mendapatkan gambaran kedua teman diatas, disinilah teman baik dan
teman buruk akan beraksi.
Semua
pilihan ada di tangan kita, ajakan mana yang patut dipegang teguh. Ketika kita terlalu
sering dan banyak berteman dengan orang jahat, secara automatis kita pun harus ikut arus, dengan dalih biar nggak
dijauhin teman. Sehingga secara tidak langsung kita sudah masuk dalam perangkap
syaithan karena teman kita sendiri. Seandainya kita mempunyai banyak teman baik
yang selalu mengajak pada kebaikan kita pun akan terhindar dari
kegiatan-kegiatan yang menyimpang. Coba perhatikan lingkungan kita, apalagi
yang berada di kota-kota besar, dengan banyaknya fresex, tawuran, genk motor,
dsb yang terjadi saat ini. Betapa banyak generasi muda sudah mulai lupa dengan
tujuan hidupnya untuk melakukan kebaikan, hal ini tidak lepas dari akibat
pergaulan kita, jika sudah membahas pergaulan pasti ujung-ujungnya juga ya
pertemanan. Namun disamping itu ada juga perkumpulan atau organisasi dakwah
Islam, yang berisikan pemuda-pemuda yang giat untuk berlomba-lomba dalam
kebaikan, namun hal ini sangat sedikit yang melakukannya untuk saat ini. Sekali
lagi mari kita berhati hati (warning)
dalam cara berteman kita, karena teman yang jahat saat ini selalu lebih banyak
dibandingkan dengan teman baik yang mau ingin mengundang kita pada kebaikan. Lihatlah
kesuksesan Nabi Muhamad Saw, beliau selalu didampingi dengan sahabat-sahabatnya
yang terbaik, kemudian dua pemuda yang memulai bisnisnya di Jakarta, Ariev
Budiman dan Azizul Mendra mendirikan sebuah usaha konstruksi bernama Bali Corp
atau PT Bentang Alam Lestari Indonesia hal ini diawali dari sebuah persahabatan
yang membentuk komitmen dan saling percaya satu sama lain, [1]
pengusaha sukses Bob Sadono berkat sahabatnya yang mensupport dia dan memberikan
solusi untuk memelihara ayam kampung sehingga saat ini menjadi pengusaha sukses[2],
dan masih banyak lagi yang sukses karena sahabat yang baik.
Tak jarang
ketika kita menemukan teman baik yang selalu memberikan kritik atau saran bahkan
nasehat kepada kita untuk melakukan kebaikan, namun kita balas dengan sikap acuh
tak acuh kepada mereka. Padahal itulah teman baik kita atau sahabat kita yang
mau menerima dan memperbaiki keburukan yang ada dalam diri kita. Mereka
bukanlah guru, tapi sahabat sekaligus guru dalam sebuah ikatan pertemanan yang
baik. Betullah apa yang telah dikatakan Nabi Muhammad Saw dalam haditsnya,
Beliau bersabda ”Dan perumpamaan teman duduk
yang baik itu bagaikan penjual minyak wangi kasturi, jika minyak kasturi itu
tidak mengenaimu, maka kamu akan mencium bau wanginya. Dan perumpamaan teman
duduk yang jelek adalah seperti tukang pandai besi, jika kamu tidak kena
arangnya (percikannya), maka kamu akan terkena asapnya.” (HR. Abu Dawud). Dari ungkapan
beliau tersebut membuktikan bahwa perlunya kita untuk mencari teman yang baik
agar kebaikan itu dekat dengan kita, justru sebaliknya kita berteman dengan
orang jahat maka kejahatan itu pula yang akan mendekati kita. Teman baik akan
selalu mau mendengarkan keluhan-keluhan kita dengan memberikan solusi dalam
hidup kita, mau menemani kita dalam keadaan seburuk-buruknya diri kita, dan
bahkan dalam ketidakmampuan kita. Maka dari itu janganlah berpikir negatif
terhadap teguran teman-teman kita agar tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang
buruk (negative), janganlah mempertahankan ego sehingga kitapun menolak untuk
berteman dengan mereka, ini adalah kesalahan fatal yang pernah dilakukan. Seharusnya
kita bersikap positif atas teguran mereka karenan hal itu pasti akan membawa
dampak yang baik pada diri kita.
Pandai-pandailah
dalam memilih teman, bukan berarti kita harus menjauhi teman yang jahat karena ini
bukanlah kesimpulan akhir kita, justru dengan begitu kita telah menghilangkan
hakikat kita sebagai makhluk social yang harus berinteraksi. Tetapi cobalah
belajarlah dari teman yang jahat tersebut karena mereka juga masih mempunyai
kebaikan kecuali yang telah tertutup hatinya. Dari teman yang jahat kita dapat
memperoleh pengalaman untuk tidak melakukan perbuatan tersebut karena dalam apa
yang telah mereka lakukan itu membawa sebuah pelajaran penting, misalnya;
pernah nggak melihat teman yang melakukan free
sex, yang suka nyabu alias narkoba, ikut-ikutan genk motor, dsb, lihatlah
mereka dicemooh oleh masyarakat, tidak disenangi karena selalu membuat onar,
difitnah, diusir keluarga mereka, bahkan yang lebih parahnya akan semakin jauh
dari kebaikan, dan semoga teman-teman kita seperti itu bisa sadar atas
perbuatannya serta tak lupa pula kita selalu berdoa untuk dijauhkan
fitnah-fitnah semacam itu.
“Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka
hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa temannya." (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi).
Ayo kita
saling mengingatkan sesama teman!!!!, banyak-banyaklah berteman dengan orang
baik karena ketika kita masuk dalam lingkaran kebaikan, maka kebaikan itu juga
akan menyelimuti kita. Sehingga dapat disimpulkan sahabat adalah teman kita
yang selalu membawa kebaikan, mau menemani kita dalam kesusahan, dan
mengingatkan kita untuk menjauhi perbuatan-perbuatan yang buruk.
By: Ld. Syr
0 Komentar